loading...
loading...
Mereka perlakukan
manusia seperti hewan potong....Sungguh sangat biadab kelakuan 2 orang ini tega membunuh beberapa anak...bahkan salah satunya dijual di sebuah rumah makan...
Semoga semua korban mendapatkan syurga disisi Allah SWT... Berikt ini kisah selengkapnya...
Terdakwa pelaku anak-anak mutilasi di kawasan Rokan Hilir dan Siak, Delvi dan Supiyan membeber kisah mereka mendapatkan korban ke enam dan ketujuh.
Keduanya mencari korban di salah satu lokasi bekas penggalian tanah di Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Siak. Sore itu ada tiga orang anak yang sedang mandi di sana. Dari tiga anak itu, Delvi menunjuk Marjevan Gea, 8 tahun, sebagai korbannya.
Delvi dan Supiyan membujuk Marjevan dengan mengajaknya jajan ke kedai. Di sana, selain
membeli makanan ringan, Delvi juga membeli pisau kater.
Korban kemudiandigiring ke hutan akasia. Di sanalah bocah malang itu dibunuh dan dimutilasi. Pada pertengahan Juli 2014, Delvi kembali mengajak Supiyan mencari korban. Kali ini mereka punya “ide gila” untuk menguliti dan menjual daging korbannya.
Mereka pun menemukan korbannya di lokasi pemancingan tepi sungai, masih di Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Siak. Dari tiga anak yang sedang memancing di situ, nasib malang menimpa Femasili Madeva, 10 tahun. Sama seperti Marjemen, ia dieksekusi di hutan akasia. Dagingnya dijual dengan mengelabui pemilik rumah makan dan kedai tuak di Perawang bahwa itu daging sapi.
Namun pembunuhan Femasili meninggalkan jejak, karena ada yang melihat mereka membawa bocah itu ke hutan akasia. Berkat keterangan warga, polisi membekuk Delvi di rumah saudaranya di Kota Duri, Bengkalis, 22 Juli 2014. Selanjutnya polisi meringkus Supiyan, DP, dan Dita. Sidang perdana Delvi Cs akan dilanjutkan Senin (10/11/2014) depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.
Waspadalah bagi para orang tua...semoga ini bisa menjadi pembelajaran agar kita selalu waspada terhadap lingkungan dan orang orang disekitar kita yang mencurigakan...semoga tidak menimpa kita semua...
redaksisembilan.blogspot.com
manusia seperti hewan potong....Sungguh sangat biadab kelakuan 2 orang ini tega membunuh beberapa anak...bahkan salah satunya dijual di sebuah rumah makan...
Semoga semua korban mendapatkan syurga disisi Allah SWT... Berikt ini kisah selengkapnya...
Terdakwa pelaku anak-anak mutilasi di kawasan Rokan Hilir dan Siak, Delvi dan Supiyan membeber kisah mereka mendapatkan korban ke enam dan ketujuh.
Keduanya mencari korban di salah satu lokasi bekas penggalian tanah di Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Siak. Sore itu ada tiga orang anak yang sedang mandi di sana. Dari tiga anak itu, Delvi menunjuk Marjevan Gea, 8 tahun, sebagai korbannya.
Delvi dan Supiyan membujuk Marjevan dengan mengajaknya jajan ke kedai. Di sana, selain
membeli makanan ringan, Delvi juga membeli pisau kater.
Korban kemudiandigiring ke hutan akasia. Di sanalah bocah malang itu dibunuh dan dimutilasi. Pada pertengahan Juli 2014, Delvi kembali mengajak Supiyan mencari korban. Kali ini mereka punya “ide gila” untuk menguliti dan menjual daging korbannya.
Mereka pun menemukan korbannya di lokasi pemancingan tepi sungai, masih di Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Siak. Dari tiga anak yang sedang memancing di situ, nasib malang menimpa Femasili Madeva, 10 tahun. Sama seperti Marjemen, ia dieksekusi di hutan akasia. Dagingnya dijual dengan mengelabui pemilik rumah makan dan kedai tuak di Perawang bahwa itu daging sapi.
Namun pembunuhan Femasili meninggalkan jejak, karena ada yang melihat mereka membawa bocah itu ke hutan akasia. Berkat keterangan warga, polisi membekuk Delvi di rumah saudaranya di Kota Duri, Bengkalis, 22 Juli 2014. Selanjutnya polisi meringkus Supiyan, DP, dan Dita. Sidang perdana Delvi Cs akan dilanjutkan Senin (10/11/2014) depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.
Waspadalah bagi para orang tua...semoga ini bisa menjadi pembelajaran agar kita selalu waspada terhadap lingkungan dan orang orang disekitar kita yang mencurigakan...semoga tidak menimpa kita semua...
redaksisembilan.blogspot.com
loading...