Kisah Irjen Suhardi yang Menyamar Gunakan Sendal Jepit, Namun Tidak Digubris Saat Lapor ke Polsek

loading...
loading...
Irjen Suhardi
Tak hanya pungli yang dilakukan para oknum Satlantas, tetapi buruknya service polisi di tingkat kepolisian bidang (Polsek) kerapkali di terima oleh orang-orang. Bahkan juga, pengalaman seperti itu juga dihadapi seseorang jenderal polisi. Jadi, telah waktunya Polri lakukan pembenahan serta menindak anggota yang kerja semaunya.






Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius menceritakan, satu saat dia berniat berpura-pura sebagai warga umum sebagai korban kejahatan. Lalu, bekas Wakapolda Metro itu melapor ke Polsek Menteng. Namun apa yang dihadapi, Suhardi jadi dipingpong oleh petugas disana.

" Saya nyamar di Polsek Menteng. Intern kita ya masihlah gitu servicenya, perlakuannya masihlah seperti itu. Saya lapor jadi saya diminta ke Pospol serta tidak dianterin juga. Bukanlah di terima dahulu, itu kenyataan service kita. Tuturnya petugas pokoknya kesana saja, " kata Suhardi yang saat itu masihlah jadi Wakapolda Metro, ditulis merdeka.

Baca Juga : Dapatkan Teliti Sejumlah Nyaris Rp 2 Miliar di Jalan, Ismail Gemetar serta Pucat. Nyatanya...

Supaya lebih memberikan keyakinan, saat itu Suhardi cuma menggunakan sandal jepit, celana jeans serta kaus umum. Hal semacam itu berniat dikerjakan supaya dapat di ketahui bagaimana beberapa petugas di


Polsek berikan service.

Memperoleh perlakuan itu, Suhardi tetaplah tak buka jati dirinya. Setelah itu, dia ikuti perintah serta melapor ke Pospol. Perlakuan tidak sama malah didapat. Di Pospol, Suhardi berjumpa polisi senior yang melayani dengan baik.

" Apa yang saya peroleh di Pospol? Seseorang Bintara telah tua, namun servicenya baik, " kenang Suhardi waktu peluncuran buku 'Mengubah Service Polri dari Pimpinan Ke Bawahan' di Rumah Makan Ayam Banyuwangi, Jakarta, Senin (11/3).

Esok paginya, Suhardi mengakui segera menghubungi pimpinan di Polres Metro Jakarta Pusat untuk memanggil Bintara itu. Setelah itu, Suhardi m
enghadiahkan pada polisi tua, tetapi tulus menolong orang-orang yang kesulitan.
" Service spontan yang saya kehendaki ini bukanlah mencari kekeliruan, namun untuk jadikan icon service, " katanya.

Sedang pada beberapa polisi yang 1/2 hati menolong warga, Suhardi segera mengambil aksi tegas. Dari sebagian polsek, terdaftar beberapa polisi dicopot dari jabatannya lantaran dinilai tidak tanggap dalam bertugas.

" Yg tidak siap dalam service serta tak tanggap kita ubah, " tuturnya.

Pengamat Komunikasi Effendi Gazali serta aktivis HAM Usman Hamid mengapresiasi langkah Suhardi memonitor kemampuan anak buahnya. Bahkan juga, sembari bercanda Effendi menilainya Suhardi sama dengan Gubernur DKI Joko Widodo yang suka blusukan.

Baca Juga : Waduh! Bukanya Satpol PP, Ibu ini Gerebek Sendiri Putrinya yang Masihlah SMP Lagi 'Gituan' di Kamar Hotel

" Selangkah semakin maju dari Jokowi. Jokowi blusukan belum dapat menyamar. Cobalah malam-malam datang ke kelurahan, ke rumah sakit, kisahnya tidak kalah seru dari kepolisian, " kata Effendi sembari tersenyum.

Mungkin pak Effendi ini, teruskan pak. Mudah-mudahan jadi contoh beberapa bebrapa petinggi lain. Indonesia mesti semakin maju
sumber;.beritabintang123.com/
loading...