Sedih ! Ditinggal Anak dan Istri, Kakek 85 Tahun Ini Terpaksa Berjualan Gemblong di Puncak

loading...
loading...
Cuaca terik siang itu tak menyurutkan langkahnya untuk mengais rezeki.
Peci hitam dan kemeja lusuh menjadi satu-satunya andalan untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.

Kulitnya yang mengeriput dan langkahnya yang tergopoh-gopoh membuat orang pasti iba melihatnya.
Beberapa kantong berisi gemblong ia jinjing untuk ditawarkan kepada orang-orang yang melintas di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dia lah, Abah Hadi, pria senja yang masih harus berjuang mencari nafkah di jalanan.
Ia tak sungkan-sungkan untuk menebar senyuman kepada pengendara yang melintas, seraya menawari gemblong dagangannya.
Salah satu lokasi favoritnya untuk berjualan gemblong adalah di Parkiran Cimory II.
Setiap mobil yang keluar masuk Cimory, pasti ia sambangi.
Abah Hadi
(TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
"Saya sudah 85 tahun. setiap hari saya berjulan di sini," katanya saat ditemui TribunnewsBogor.com di depan Cimory II Jalan Puncak Bogor Cipayung, Selasa (04/04/17).
Lanjutnya, ia sudah lama hidup sendiri sejak istrinya meninggal dunia.
Empat orang anaknya sudah mempunyai keluarga masing dan memilih untuk tidak tinggal bersamanya lagi.
"Sudah 4 tahun saya berjualan. Kalau gak jualan saya mau dapat uang dari mana," ungkapnya dengan nada pelan.
Selama itu ia berjualan dengan kemampuan berjalan dan pendengaran yang sudah mulai berkurang‎.
‎Kakek asli Bogor ini mengatakan, pendepatannya perhari dari pagi hingga sore itu tidak tentu.
"Yah, kalo tiap harinya, pendepatan cuma Rp 40 hingga 50 ribu, kadang kurang. Gak tentu," ungkapnya.
loading...