loading...
loading...
Hidup itu penuh pilihan, pilihlah yang benar :)
Aku dan istriku berkenalan setelah kami dikenalkan oleh teman baik kami. Waktu pertama kali bertemu, aku merasa dia adalah seorang wanita yang luar biasa. Penampilannya yang oke dan sikapnya yang baik membuat kami langsung jatuh cinta, tidak lama kemudian menikah, dan punya anak.Walaupun istriku selalu sibuk, tapi pekerjaan rumah selalu selesai. Aku tidak perlu khawatir lagi masalah rumah dan bisa bekerja dengan jauh lebih serius. Kalau diingat-ingat lagi, keluarga kami semuanya bertumpu pada istriku.
Waktu itu, banyak yang bilang kalau aku juga adalah pria baik-baik. Prestasi dan gajiku terus meningkat dan sebagian besar gajiku kuberikan ke istriku supaya dia bisa mengatur setiap keperluan yang kami butuhkan. Semuanya ini berjalan dengan baik sampai suatu hari, aku bertemu dengan Fan.
Fan adalah teman kerjaku dan juga bawahanku setelah aku mendapat promosi. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi diceraikan oleh suaminya. Dia yang lebih muda 8 tahun dariku memiliki hubungan yang cukup dekat denganku karena pekerjaan yang harus kami kerjakan.
Setelah waktu yang cukup lama, penampilan dan setiap cerita Fan mulai memikat hatiku dan saat itu kami mulai saling suka. Awalnya Fan hanya memintaku untuk menemaniku tanpa membantunya apa-apa. Hanya butuh orang yang menemaninya, katanya. Sejak itu, aku juga mulai beberapa kali berbohong pada istriku. Awalnya dia tidak bertanya apapun, tapi seiring dengan waktu, dia mulai agak curiga.
Suatu hari aku sempat iseng bertanya pada istriku, "Aku sering lembur, kamu nggak curiga?" Dia hanya menjawab sambil tersenyum, "Udah menikah selama ini, masa aku masih nggak mau percaya?" Mendengar ini aku sedikit terenyuh, tapi aku masih merasa perlu menemani Fan, dia sendirian, tidak ada orang lain yang menemani dia.
Suatu hari di malam tahun baru, Fan menelefonku saat aku masih makan dengan keluargaku. Aku mengangkat telefon itu dan mendengar Fan memintaku datang ke rumahnya dengan suara yang terdengar sangat sedih. Aku kemudian minta izin ke keluargaku, mengatakan kalau ada teman kerja yang butuh bantuan, dan aku pun pergi.
Sesampainya disana aku melihat Fan sudah muntah dan rumahnya cukup berantakan. Setelah aku membantunya, dia mulai memelukku dan mengatakan kalau dia tidak akan melepaskanku. Mendengar hal ini di malam tahun baru dan dia yang mulai sulit dikendalikan, aku mulai sedikit marah. Fan kemudian menggigit pundakku dan kemudian baru melepaskannya setelah aku mulai merasa sangat sakit. Malam itu aku tidak punya pilihan lain selain menemaninya lebih lama setelah Fan mengatakan dia akan bunuh diri kalau aku tidak menemaninya...
Sampai akhirnya aku pulang, tidak ada seorang pun yang curiga atau apapun sampai akhirnya istriku menemukan bekas gigitan yang ada di pundakku itu. Sambil menangis dia berteriak, "Rumah aku yang jaga, anak aku yang rawat, papa mama aku yang jaga, sekarang kamu begini?! Teganya kamu menghianati aku!"
Mendengar teriakan ini, orangtua kami pun datang dan ayahku memarahiku habis-habisan, "Kamu udah dewasa, udah beristri, udah beranak, tapi masih bisa-bisanya kamu diluar punya selingkuhan?! Apa kamu masih punya hati? Kamu sekarang mau cerai terus kawin lagi?"
"Pa, nggak pa, aku nggak mungkin cerai."
"Terus apa yang kamu mau lakukan sekarang?!"
Aku hanya bisa terdiam.
"Aku nggak akan mengakui adanya wanita lain di keluarga ini. Menantuku cuma 1 dan aku nggak mengakui wanita lain sebagai menantuku!"
Setelah orangtuaku mengeluarkan kata-kata ini, aku pun memutuskan untuk memutuskan semua hubunganku dengan Fan. Hal ini membuat hidupku cukup sulit karena hubungan kami mempengaruhi posisiku di kantor, posisiku harus berada dalam kondisi yang kurang baik, dan Fan meminta uang ganti rugi sejumlah puluhan juta, untung baik orangtuaku rela membantuku menyelesaikan masalah ini. "Kalau untuk menyelesaikan hubunganmu dan menyelamatkan keluargamu, kami rela mengeluarkan uang ini." Kata mereka.
Sejak hari itu hubunganku dengan istri dan anakku menjadi kurang baik, anakku juga tidak bisa memaafkanku, tapi aku berjanji untuk memperjuangkan keluargaku selama sisa hidupku
loading...