loading...
loading...
Pasti diantara kita sering diajak pergi menemani teman kita untuk suatu urusan tertentu, entah untuk pergi ke seminar, atau mungkin melihat-lihat pameran dan sebagainya. Dan apabila kita ikhlas menemani saudara kita sesama muslim dalam suatu urusan,
maka ketahuilah bahwa pahalanya bisa lebih besar dari iktikaf sebulan di Masjid Nabawi.
maka ketahuilah bahwa pahalanya bisa lebih besar dari iktikaf sebulan di Masjid Nabawi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bersabda, yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA berikut:
Dari Ibnu Umar RA bahwasanya dikisahkan suatu ketika ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW lalu diapun bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah SWT? Dan adakah suatu amalan yang paling dicintai Allah SWT?”
Maka Rasulullah SAW lalu menjawab, “Orang yang paling Allah cintai adalah orang yang paling memberi manfaat kepada sesamanya. Sedangkan amalan yang paling Allah SWT cintai adalah engkau menggembirakan hati seseorang muslim, atau engkau menghilangkan suatu kesukaran dalam hidupnya, atau engkau melunaskan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya.
Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (sesama muslim) di dalam sebuah keperluan itu lebih aku cintai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ku (Masjid An-Nabawi) ini selama sebulan.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani dan dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Al-hadits Ash-Shahihah, no. 906.)
Berkata Syaikh Muhammad bin shalih Al-Ustaimin rahimahullah,
“Menunaikan kebutuhan kaum muslimin itu lebih utama dibanding beriktikaf, karena manfaatnya lebih menyebar, manfaat ini lebih utama dibanding manfaat yang terbatas (bagi dirinya sendiri). Terkecuali manfaat yang terbatas tersebut adalah perkara penting dan wajib dalam Islam (misalnya shalat wajib atau lainnya).”
PAHALA MENEMANI SAUDARA SESAMA MUSLIM
Masya Allah! Sungguh begitu luar biasa besarnya pahala menemani sesama muslim. Bayangkan hanya dengan menemani saudara sesama muslim saja, pahalanya setara iktikaf sebulan.
Dalam hadits diatas, secara umum menjelaskan tentang keutamaan mengajak atau menemani sesama muslim dalam suatu urusan. Namun bukan berarti mengesampingkan pahala iktikaf di masjid.
Hal yang perlu ditekankan disini adalah jika ada salah seorang saudara muslim membutuhkan bantuan atau meminta tolong dalam suatu urusan, maka kita sebagai sesama saudara muslim hendaknya memenuhi permintaannya. Karena hal ini termasuk anjuran agama, sebagaimana hadits Rasulullah:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain (sesamanya)”
Seperti ucapan Syaikh Muhammad bin Shahih Al-Ustaimin:
“Menunaikan kebutuhan kaum muslimin itu lebih utama dibanding beriktikaf, karena manfaatnya lebih menyebar, manfaat ini lebih utama dibanding manfaat yang terbatas (bagi dirinya sendiri). Terkecuali manfaat yang terbatas tersebut adalah perkara penting dan wajib dalam Islam (misalnya shalat wajib atau lainnya).”
Apalagi jika kita berlakukan terhadap istri atau anak-anak kita, karena mereka yang paling berhak didahulukan di antara kaum muslim yang lain. Hadits diatas memang tidak secara khusus berbicara tentang istri, namun seperti kita ketahui bahwa istri atau keluarga juga adalah saudara seiman, saudara sesama muslim. Kita dengan ikhlas menemani istri jalan-jalan, atau hal yang lain yang intinya untuk membahagiakan istri ataupun anak-anak kita.
Maka bagi para suami, seyogyanya jikalau istri kita mengajak “Yuk Bi, temani Bunda belanja.” Ataupun jika kebetulan lagi liburan, sang istri bilang “Ayah, jalan-jalan asik nih kayaknya. Ajak anak-anak juga.” Sudah barang tentu para suami mendahulukan istri dan anak-anaknya (keluarganya).
Jangan sampai terbalik. Karena yang kebanyakan yang terjadi adalah jika diajak keluar pergi menemani teman, maka sangat bersemangat. Tetapi istri dan anak-anak malah jarang diperhatikan atau ditemani, padahal istri adalah yang paling berhak untuk mendapatkan kebaikan dari suami.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin ialah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya terhadap para istrinya” (Hadits Riwayat At-Thirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 284)
Jadi untuk para suami usahakan sebisa mungkin luangkan waktu untuk mengajak ataupun menemani anak dan istri belanja dan jalan-jalan. Makna menemani disini bukan hanya untuk berbelanja ataupun jalan-jalan saja.
Bisa juga menemani untuk suatu kebutuhan, lebih-lebih dalam hal ibadah. Maka tentunya mengajak istri dalam suatu ibadah merupakan suatu keharusan. Atau sekedar menyisihkan waktu sebentar untuk bercanda dan berkumpul bersama keluarga.
Dan untuk para istri, jangan sampai ini dijadikan dalil untuk sering jalan-jalan atau berbelanja ya. Sekali lagi, makna menemani disini bukan semata untuk berbelanja ataupun jalan-jalan. Bisa juga menemani untuk suatu kebutuhan, lebih-lebih dalam hal ibadah. Maka tentunya mengajak istri dalam suatu ibadah adalah hal yang mulia.
Juga untuk para istri, cobalah untuk memahami bahwa terkadang suami sibuk dengan pekerjaan ataupun dakwah. Sehingga lupa atau tidak sempat untuk menemani istri atau meluangkan waktu bersama istri.
Hati-hati Berfoto Selfie Ketika Sedang Beribadah dapat Menghapus Pahala? Berikut Penjelasannya loading...