Suamiku Tidak Pernah Mempedulikanku, Bahkan Memintaku Bekerja Lebih Keras Waktu Aku Hamil, Akhirnya Aku Pun Melakukan "Hal Ini"!

loading...
loading...
Hidup itu penuh pilihan yang harus diambil dengan benar...
Suamiku, Joe, bagi banyak orang mungkin adalah seorang sosok yang sangat misterius. Dia jarang bercerita banyak dengan orang lain, dan tidak pernah terlalu peduli denganku, bahkan tidak pernah mengenalkanku ke teman-temannya.








Beberapa kali dia selalu ditanya, "Joe, ganti sekretaris?!" Dia tidak menjawab dan hanya tersenyum. Kemisteriusannya ini tidak hanya ditujukan padaku, tapi juga kepada teman-teman yang ada di sekitarnya.

Saat itu kalau bukan karena aku sedang patah hati setelah ditinggal oleh pacarku, aku tidak akan mau menikah dengan pria seperti ini. Saat itu aku lebih memilih untuk menikah dengan pria yang tidak pernah kukenal dan menyakiti diriku sendiri dengan cara ini. Aku menikah, tapi merasa kesepian. Waktu aku melihat mantan pacarku berjalan dengan kekasihnya yang baru, hatiku terasa pedih.

Hidupku terasa pedih, tapi aku tidak bisa kembali lagi. Begitu berkeluarga, aku sudah memiliki tanggung jawab. Joe, dia masih tetap sama walaupun sudah bertahun-tahun kami hidup bersama. Di depan orang dia bisa menjadi orang yang sedikit lebih berpengertian. Teman-teman dan keluargaku mengatakan aku wanita yang cukup beruntung. Tapi mereka tidak pernah melihat apa yang terjadi di rumah.

Suatu hari, aku kehilangan nafsu makan, merasa mual setiap hari, dan mulai curiga, apakah aku hamil. Begitu aku memeriksakan diri ke rumah sakit, kekhawatiranku menjadi kenyataan. Aku bingung, takut.

Di rumah, aku tidak hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, tapi juga harus merawat papa mertuaku. Semua terasa berat, tapi adanya bibi pembantu di rumah membuatku sedikit lebih tenang. Setidaknya, aku punya teman ngobrol.

Waktu aku memberitahu Joe tentang kehamilanku, dia kaget. Tanpa bertanya lebih lanjut, dia langsung menanyakan apakah uang di tanganku cukup dan memberiku uang lebih. Hatiku sakit. Aku istrinya, bukan wanita simpanannya...

Joe jarang berada di rumah. Entah bagaimana, suatu hari setelah sekian lama dia pulang, dia memecat pembantu yang ada di rumahku. Aku sedih. Dia temanku satu-satunya yang bisa kuajak bicara. Aku tidak tahu harus bagaimana.

Tanpa ragu, Joe meninggikan suaranya dan memintaku mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara aku masih dalam masa kehamilanku. Aku masih harus merawat papa mertuaku yang lumpuh, membantunya mandi dan banyak lainnya. Aku nggak pernah menyangka Joe akan setega ini.

Aku sempat ragu apakah aku ingin melahirkan anak ini. Tidak ada yang bisa kuajak bicara, tidak ada seorang pun yang bisa memberiku saran, hatiku sakit. Aku belajar 1 hal, terkadang ada banyak hal yang tidak pernah bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita. Tapi pilihan tetap pilihan. Pilihan yang buruk tanpa gagal akan menghasilkan hasil yang buruk juga. Terkadang perasaan kita tidak bisa dipercayai sepenuhnya...
loading...