Ibu Muda Ini Melakukan Aborsi Sewaktu Bayinya 6 Bulan. Alasannya Membuat Dunia Terdiam Seribu Kata!

loading...
loading...
Tidak semua orang yang melakukan aborsi itu berdosa... Jangan dipukul rata ya... Simak cerita berikut ini...
Akhir - akhir ini, setelah dilantiknya Thrumph sebagai presiden Amerika, hukum bagi pelaku Aborsi akan diadili secara keras.
tetapi, seorang fotografer Lindsey Pardiso, keluar berdiri mengemukakan pendapatnya soal hukum Aborsi yang terlalu tak masuk akal.
Dia berdiri di depan media dan membagikan ceritanya yang dulu pernah melakukan aborsi.



▼Lidsey dan Matt, pasutri asal Virginia ini melakukan aborsi pada Oktober 2016.
Kisah aborsi kepada bayi 6 bulan ini dia lakukan dan mendapatkan jutaan tepuk tangan dan share dari awak media.

Februari 2016, Omara yang sedang dalam kandungan Lidsey, divonis dokter mengidap tumor ganas di lehernya.

▼Melalui gambar ultrasonik, tumor yang diderita Omara adalah teratoma, yang diakibatkan oleh limfa yang membengkak.
Dokter berkata, cara satu - satunya menyelamatkan dia, adalah dengan aborsi.
Tapi karna anak pertama pasutri ini, mereka tetap bersikeras untuk melahirkan Omara dan menyetujui operasi EXIT (Ex Utero Intrapartum Treatment),
dimana operasi ini dilakukan di dalam rahim ibu dan ini sangat membahaykan rahim ibunya.
Hasil paling buruk dari operasi ini adalah anak ini mati dan rahim ibu ini tidak dapat dibuahi lagi.

3 bulan kemudian, ketika dilakukan cek ulang, tumor pada leher Omara semakin membesar!
Bahkan menyebar hingga kepala, dada, paru - paru hingga matanya.

Melihat kondisi ini, Lidsey pergi ke semua rumah sakit untuk bertanya.
Sampai ada 1 RS Children's Hospital of Philadelphia berkata, kondisi Omara sama persis dengan beberapa kasus yang pernah mereka alami.
Jadi dokter RS mau menangani Omara.

▼Akan tetapi, setelah diperiksa, ternyata tumor Omara lebih besar, ganas 3 kali lipat dibandingkan kasus - kasus sebelumnya.
Limfa Omara telah hancur dan tumor ini berkembang tak terkendali lagi. Hasil dari operasi apapun hanyalah "KEMATIAN"

Jika dipaksa lahir pun, anak ini akan mati setelah beberapa saat dia dilahirkan, bahkan kelahiran anak ini, cuma akan membahayakan nyawa ibunya.
Hanya satu pilihan, anaknya mati, atau ibu anak mati.

Setelah Lidsey dan Matt menyerah, mereka memutuskan untuk aborsi.
Mereka juga tidak mau, anak mereka harus hidup dengan penyakit ini, memberinya penderitaan yang tak seharusnya dia derita.

Karna melarang tindakan aborsi ini, dia dan suaminya pergi ke kota lain dengan mobil selama 40 jam perjalanan. Tentu saja itu melelahkan!

▼Obat yang membunuh janin Lidsey telah ditembak ke hatinya Omara dan jantung Omara telah berhenti berdetak ketika Lidsey dan Matt tiba di lokasi.

Omara yang sudah dikeluarkan, akhirnya mendapatkan pelukan terakhir dari papa dan mamanya.
Lidsey melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa besar tumor yang ada di lehernya itu.

▼"Kalau aborsi tidak dilakukan waktu itu, mungkin aku akan lebih merasa bersalah karena membiarkan anakku menderita sampai dititik dia harus benar - benar mati." kata Lidsey mengingatkan

▼"Aku berdiri memberikan pendapatku soal aborsi. Tidak semua orang melakukan aborsi itu karena keinginannya sendiri. Seperti apa yang aku alami."

Tindakan aborsi sebenarnya berasal karna ada anak bayi yang benar - benar tidak dapat bertahan hidup dan terpaksa dilakukan pengeluaran daripada harus membahayakan masa depan anak ini sendiri, atau ibunya.
Bagaimana menurutmu teman - teman?
loading...