loading...
loading...
Untung aja taunya sekarang!
Belakangan ini ada seorang gadis yang curhat di sebuah forum internet. Begini ceritanya..Aku nggak berani cerita hal ini ke siapa-siapa karena semua orang di dekatku kenal adikku. Tapi karna aku butuh mengeluarkan uneg-uneg ini, aku menceritakannya disini
Aku mau menceritakkan dulu keluargaku. Aku adalah mahasiswi tahun terakhir dan mau ujian S2. Pacarku satu angkatan denganku, kami kenal waktu ikut organisasi bersama, dia berencana untuk mencari kerja setelah lulus nanti. Sedangkan adik perempuanku itu adalah maba tahun ini. Karena kami satu kampus, kami sering pergi dan pulang sama-sama.
Sebelum aku ujian S2, walaupun pacarku nggak berencana S2, tapi dia akan menemaniku belajar di perpus. Satu kali aku bilang, "Perpus rame banget, kayaknya lebih enak kalau belajar dirumah." Dia juga menyetujuinya.
Akhirnya dia akan memboncengku pulang ke rumah setiap hari. Biasanya dia akan pulang setelah mengantarku, aku dan adikku berdua di rumah karena orang tua kami sering kerja sampai larut malam. Tapi belakangan, pacarku suka makan bareng kami di rumah dan suka menemaniku belajar.
Waktu aku belajar, ia akan baca novel dan nggak menggangguku. Kadang dia malahan bisa pergi membelikan minuman dan makanan ringan buat aku dan adikku.
Cuman kadang, dia bakalan pergi nonton TV di ruang tengah kalau bosan menemaniku belajar. Dia mau menemaniku belajar di rumah aja aku udah seneng banget, jadi aku juga gak keberatan dia pergi nonton TV. Apalagi keluarganya dan keluarga kami sudah saling tahu, jadi aku merasa sangat tenang.
Semua kejadian ini terus berlangsung selama 2 bulan.
Bulan lalu diumumkan kalau aku ternyata berhasil masuk ke universitas yang selama ini aku impikan. Aku pastinya seneng banget, aku malahan udah merencanakan pergi main setelah lulus S1 ini dengan teman-teman kampus.
Sampai 2 minggu lalu, aku denger di luar kamar mamaku berteriak. Aku langsung ngedengerin apa yang mereka bicarakan. Ternyata adik perempuanku mengaku kalau dia hamil (dalam hati aku pikir, gila bener dia..). Dia bilang kalau ayah bayinya adalah cowok di kampus. Waktu papa mama terus bertanya siapa orangnya, dia menyebutkan nama pacarku.
Aku waktu itu nggak bisa ngerespon apa-apa, aku cuman berpikir, pasti bukan! Pasti temen sekelasnya ada yang namanya sama!!
Tapi papa bertanya, "Maksud kamu, pacar kakakmu?"
Aku nggak ngedenger apa jawaban adikku, tapi papa langsung melanjutkan, "Panggil kakakmu sekarang!"
Mendengar kalimat itu, aku langsung keluar tanpa dipanggil, aku melihat adikku gemetaran sambil menunduk. Aku cuman bisa ngomong, "Aku udah denger tadi."
Mamaku terus bertanya apa bener itu pacarku, dan adikku selalu menjawab iya..
Waktu itu aku beneran mikir kalau adikku pengen melindungi cowoknya, jadi dia menyalahkan pacarku. Berikutnya papa langsung telepon pacarku. Pacarku datang ke rumah dan dia pun mengakui kesalahannya. Dia bilang waktu itu lagi nonton TV di rumah dan mengobrol sama adikku, tapi terus…. (yaampun….)
Dalam hati aku pikir, dia selingkuh ya udahlah ya, tapi ini sama adikku sendiri, bahkan sampai hamil!! Aku bener-bener gak bisa terima!!
Papa melarang pacarku mengatakan hal ini pada orang lain, tapi papa ingin agar kedua orangtuanya tau. Soal kehamilan ini, papa bilang dia yang akan mengurusnya nanti.
Sejak saat itu, aku nggak bisa tidur setiap hari, aku selalu memikirkan kejadian ini. Aku mencoba memikirkan hal menyenangkan lainnya, tapi aku tetep nggak bisa. Keluargaku selanjutnya keliatannya biasa aja, cuman aku tetap merasa kurang sesuatu. Sejak saat itu aku juga gak pernah lagi ngobrol sama adikku.
Papa dan mama selalu membujukku supaya aku bicara baik-baik sama adikku. Jadi waktu itu aku pikir, hal yang harus aku lakuin itu:
1. Putus sama pacarku
2. Ngomong baik-baik sama adikku
3. Menenangkan diri supaya emosiku lebih baik.
Aku putus dengan pacarku lewat Line karna nggak berani ngeliat wajahnya atau ngedenger suaranya. Aku bilang, 「Kalau kamu masih menghargai aku, setelah ngeliat pesan ini, jangan lagi hubungi aku. Sejak saat ini kita itu orang asing, nanti kalau kiota ketemu di jalan juga kita adalah dua orang yang gak saling kenal.」
Untungnya dia gak ngehubungin aku lagi. Adikku juga meneruskan kuliahnya seolah-olah hal ini gak pernah terjadi. Aku berharap setelah semuanya selesai aku bisa ngobrol sama adikku, walau aku juga gak tau harus ngomong apa. Ini pertama kalinya dalam hidupku ada kejadian kayak gini. Aku juga sulit ngejelasin perasaan aku sekarang ini. Yah, sampe sekarang kejadiannya masih kayak gini.
Untung aja aku udah masuk S2, kalau nggak aku pasti bakalan lebih down lagi.
Nggak bisa cerita sama temen dan keluarga itu bener-bener nggak enak banget. Tapi setelah menuliskan semua ini aku juga ngerasa jauh lebih lega..
Duh cerpen berharap semoga dia cepetan move on dan dapetin cowok yang lebih pantes aja ya!
loading...